Senin, 04 November 2013

Laporan Pendahuluan Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi



LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI













 















Disusun oleh :
Nim     : 13021




A.    Pengertian
1.      Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. ( Tarwoto dan Wartonah, 2010 )
2.      Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semuamakhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan lingkungannya.
3.      Keseimbangan Energi
Keseimbangan energi adalah energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/ normal.
B.     Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
1.      Mulut / Oris
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
2.      Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.
3.      Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung.
Esofagus dibagi mejadi tiga bagian;
-          Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
-          Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
-          Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
4.      Gaster / Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang terdiri atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diapragma didepan pankreas dan limpa,
5.      Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum samapai ke limpa.
Fungsi pancreas :
-          Fungsi eksokrin, membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
-          Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.
-          Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.
6.      Kantung Empedu
Sebuah kantong yang terletak  pada lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm³.
Fungsi kantung empedu :
-          Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.
-          Getah empedu adalah cairan yang digunakan untuk mencerna lemak.
7.      Hati
hati juga termasuk sebagai alat sekresi yang membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
8.      Usus Halus / Intestinum Minor
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
9.      Usus Besar / Intestinum Mayor
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
-          Kolon asendens
-          Kolon transversum
-          Kolon desendens
-          Kolon sigmoid
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
10.  Usus Buntu
Apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
11.  Umbai Cacing
Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio.
12.  Rektum
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.

C.    Esensial Nutrisi
Nutrisi esensial adalah nutrisi yang penting namun tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Kita harus mendapatkan dari makanan atau suplemen tambahan. Bila kita kekurangan nutrisi esensial ini, kita akan menderita penyakit yang spesifik karena kekurang zat gizi tersebut. Nutrisi esensial meliputi :
1.      Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet.
2.      Protein
Protein penting untuk mensintetis jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan.
3.      Lemak
Lemak (lipid) merupakan kumpulan zat-zat makanan yang larut dalam eter, kholoform, etanol dan benzon, dan merupakan nutrien padat yang peling berkalori.
4. Vitamin
Vitamin merupakan subtansi organik kompleks dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial untuk metabolisme normal. Vitamin dibedakan menjadi dua kelompok :
a. Vitamin Yang Larut Dalam Air
1) Vitamin C (Asam Ascorbat)
2) Vitamin B1 (Tiamin)
3) Vitamin B2 (Riboflavin)
4) Vitamin B5 (Niasin)
5) Vitamin B6 (Piridoksin)
6) Vitamin B9 (Asam Folat)
7) Vitamin B12 ( Kobalamin)
8) Asam pantotenat
9) Biotin
b. Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
Beberapa contoh vitamin yang larut dalam lemak sebagai berikut :
1)      Vitamin A
2)      Vitamin D
3)      Vitamin E
4)      Vitamin K
5.Mineral
Mineral merupakan elemen esensial nonorganic yang berperan dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
6. Air
Air merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60-70% dari seluruh berat badan.

D.    Penyerapan Nutrisi
Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam proses ini, zat yang diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap.
1.      Anatomi sistem absorpsi
Absorpsi zat – zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus berbentuk lipatan – lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot – jonjot yang dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang masing – masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili. Di dalam celah – celah antar vili terdapat kripta – kripta berupa kelenjar yang mengeluarkan getah – getah usus ke dalam saluran usus halus.
2.      Sistem absorpsi
Vili secara terus – menerus dalam keadaan bergerak. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil untuk diserap, terjadi di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel. Pada tiap vili terdapat pembuluh – pembuluh darah dan pembuluh – pembuluh limfe yang berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang merupakan sistem transportasi zat – zat gizi.
Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat diserap dan diangkut ke seluruh tubuh, dan bahan yang tidak digunakan dikeluarkan dari tubuh.
3.      Cara absorpsi
Absorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositotis.

E.     Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
1.      Faktor External
a.      Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).
b.      Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).
c.       Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang  menyita waktu (Markum, 1991).
d.      Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).

2.      Faktor Internal
a.      Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).
b.      Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk (Suhardjo, et, all,  1986).
c.       Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all,  1986).

F.     Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kebutuhan Nutrisi
1.      Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
2.      Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, seseorang yang mengalami luka di larang mengkonsumsi telur dan ikan, padahal di dalam telur dan ikan terkandung protein untuk membantu penyembuhan luka.
3.      Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik.
4.      Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup.
5.      Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi.

G.    Pengkajian Status Nutrisi (ABCD)
Pengkajian keperawatan tehadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi dapat
dikaji :
a.            A : Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
1)      Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.
2)      Berat badan
-          Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
-          Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
-          Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
-          Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.
3)      Tebal lipatan kulit
Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
-           Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
-          Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
-          Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.
-          Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
-          Alat yang digunakan adalah kaliper
4)      Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.

5)      Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.

b.           B : Data biokimia (biokimia data)
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).
c.            C : Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi

Bagian tubuh
Tanda klinis
Kemungkinan kekurangan
Tanda umum
Penurunan berat badan, lemah, lesu
Rasa haus adanya dehidrasi
Pertumbuhan terhambat
-Kalori
-Cairan
-Vitamin A
Rambut
Kusut, kakuningan, kekurangan pigmen
Protein
Kulit
Adanya radang pada kulit atau dermatitis
Sedangkan pada bayi terjadi dermatosis adanya petechial hemorhagik
Eksema
-Niasin, riboflavin dan biotinemak
-Asam asetat


-Pirodoksin
Mata
Fotofebia atau penglihatan ganda
Rabun senja
-Roboflavin
-Vitamin A
Mulut
Stomatis
Glositis
-Riboflavin
-Niasin, asam volat, sianokobalamin (vit B12) dan zat besi
Gigi
Karies gigi
Fluorida
Sistem neuramuskular
Kejang
Lemah otot
-Vitamin D
-Kalium
Tulang
Riketsia
Vitamin D
Sistem gastrointestinal
Anoreksia atau nafsu makan menurun
Mual dan muntah
-Tiamin
-Garam dapur
Sistem endrokin
Gondok
Iodium
Sistem kardiovaskular
Adanya pendarahan
Penyakit jantung
Anemia
-Vitamin K
-Tiamin
-Piridoksin dan zat besi
Sistem saraf
Kelainan mental
Kelainan saraf perifer
-Sianokobalamin


d.      D :  Diet (dietary)
1.      Riwayat diet
- Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
- Asupan makanan tidak adekuat
- Diet yang salah atau ketat
- Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau lebih
- Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih
- Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
- Ketidakmampuan fisik
- Lansia yang tinggal dan makan sendiri
2.      Riwayat penyakit
- Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
- Penurunan berat badan dan tinggi badan
- Mengalami penyakit tertentu
- Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
- Anoreksia
- Mual dan muntah
- Diare
- Alkoholisme
- Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
- Disabilitas mental
- Kehamilan remaja
- Terapi radiasi
3.      Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, anti-depresan,
agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis,
laksatif, diuretik, natrium klorida dan vitamin atau preparat nutrien lain.

H.    Masalah / Diagnosa Keperawatan Yang Berhubungan Dengan Nutrisi
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga :
1.      Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2.      Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
3.      Resiko Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.

I.       Rencana Tindakan Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan (NOC)
Intervensi (NIC)
1
Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan menelan atau mencerna makanan atau mengabsorbsi nutrisi karena faktor biologi, psikologi dan ekonomi
Status nutrisi : intake makanan dan cairan
Status nutrisi : intake nutrisi
Management nutrisi
Bantuan
Peningkatan Berat Badan
2
Ketidakseimbangan nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh b/d kelebuhan asupan dalam hubungannya dengan kebutuhan metabolik.
Kontrol berat badan
Status nutrisi : Intake makanan dan cairan
Status  nutrisi : Intake nutrisi
Management nutrisi
Bantuan pengurangan berat badan
3
Resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.
Status nutrisi : asupan makanan dan cairan
Kontrol berat badan
Management nutrisi
Management berat badan


1.      Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam :
1.                            Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2.                            Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan.
3.                            Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makan yang adekuat.








DAFTAR PUSTAKA

Markum, A.H. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : FKUI.
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.
Nursalam. (2001). Pendidikan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Info
Medika.
Santoso. (1999). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
Soetjiningsih.(1998). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Universitas Airlangga.
Suhardjo, L.J. Harper, B.J. Deaton dan J,A. Driskel. (1986).  Pangan, Gizi dan Pertanian.
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Suliha. (2001). Pendidika Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi
Jakarta : Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar